Senin, Agustus 31, 2009

Instalasi Pengelolaan Kompos Kota (IPKK)- Suatu Peluang Bisnis

Komposter ukuran besar telah diuji cobakan sejak tahun 2004, dengan hasil mengagumkan. Komposter BioPhoskko® type Rotary Klin di Ciparay Bandung, yang saat awalnya dibuat dari bahan kayu kalimantan misalnya, terbukti mampu mengolah sampah hingga 3 m3 ( setara berat 1 ton)/ batch produksi). Kapasitas mesin ini berkemampuan merobah sampah jadi kompos padat dan pupuk organik cair (POC) hanya 5 hari, atau lebih cepat 55 hari dibanding pengomposan secara konvensional ( open windrows).

Kini, kelengkapan produksi kompos menggunakan BioPhoskko® type Rotary Klin untuk skala komunal ini ( beberapa RT, blok perumahan, RW, pasar, hotel, pabrik dan kawasan komersial) telah makin maju dan modern. Bahan baku pembuatan mesin dibuat dari rangkaian bahan logam, fiber resin, exhaust fan, dan reducer. Demikian juga pendukung dan alat penunjang kerja seperti mesin pencacah sampah ( chopper), pengayak, sealer pengemasan dan conveyor belt (pemilah organik dan an-organik) pun turut berkembang dalam memodernkan pengolahan sampah menjadi makin efisien dan cepat.

Mesin Pencacah Organik ( chopper) berfungsi menjadikan ukuran semakin kecil, dan hal ini berguna untuk mempercepat laju dekomposisi ( fermentasi)- karena meluasnya permukaan material sampah dan bahan organik. Terdapat pula alat penunjang kerja lainnya meliputi penghancur sampah (crusher machine), motor roda tiga - untuk mengangkut dan kolektor sampah dari rumah-rumah penghasil sampah, pengayak kompos ( screen tools )- memisahkan berbagai ukuran, sealer kemasan kompos dan conveyor ( pemilah serta feeder).

Dengan adanya mesin Rotary Kiln mendorong juga lahirnya usaha Jasa Kebersihan ( Cleaning Service) - komplek perumahan ( Real Estate). Karena terhadap sampah dari lingkungannya sendiri, resistensi (penolakan) masyarakat sekitar terhadap pengolahan sampah di sumbernya ( model IPKK) ini lebih rendah dibanding terhadap proyek pengolahan sampah skala satu kota - yang misalnya terkonsentrasi di suatu lokasi, sebagai suatu TPA Sampah.

Pengembangan usaha Jasa Kebersihan dalam satu IPKK pada level skala RT/RW atau suatu komplek perumahan sejauh ini berjalan dengan baik, memberi keuntungan layak kepada pengelolanya, disamping aman dari penolakan (resistensi) masyarakat.
___________________
Dengan pilihan teknologi dalam mengelola sampah di sumber dimana dihasilkan menggunakan komposter Rotary Klin Manual ( RKM 1000L)- kapasitas 3 m3/ unit/ batch produksi 5 hari- sedikitnya diperlukan 5 unit untuk suatu IPKK ditambah 1 unit pencacah MPO 500 HD kaps 3 m3/hari dan pengayak. Dengan paket alat IPKK diatas, diperlukan modal investasi mulai Rp 197.000.000 ( tergantung pilihan alat manual atau menggunakan tenaga engine atau listrik), IPKK telah dilengkapi dengan alat pencacah ( chopper), penyaring sampah (screen Tools). Paket mesin IPKK diatas memadai bagi pengelolaan 1 ton atau 3 m3 sampah/ hari atau mengelola sampah dari sekitar 200 rumah ( 1000 jiwa) secara terus menerus tanpa henti setiap hari. Paket ini pun akan menjadikan IPKK suatu usaha kecil dalam menghasilkan 400 kg kompos dan 25 botol 500 ml pupuk cair organik- setiap hari.

Membuat kompos menggunakan Rotary Klin ini akan memerlukan biaya 4 kantong @ 7 Kg mineral ( bulking agent) Phoskko B @ Rp 5.000,-/kg dan 1 kg ~ 4 Pack aktivator Phoskko A @ Rp 27. 500,- / kg atau total sekitar Rp 250.000,-/proses batch produksi dalam 1 hari/ Unit IPKK. Untuk keperluan komersial ( hasil kompos dan organik cair dijual), diperlukan tambahan biaya kemasan pupuk cair dan kemasan kompos padat sebanyak ( 100 pcs kantong kemasan kompos padat @ 5 kg = Rp 195/000 dan 20 botol @ 500 ml kemasan pupuk organik cair = Rp 105.000), sub total Rp 550.000,- .

Dengan biaya itu, akan menghasilkan 40 % kompos padat dari berat bahan sampah organik ( atau semula 1 ton sampah, akan menjadi sekitar 400 kg kompos atau 80 hingga 100 kantong @ 4 atau 5 kg/ pack). Disamping hasil kompos padat, terdapat juga 25 botol pupuk organik cair ( liquid organic fertilizer) @ Rp 20.000 sd Rp 40.000,-/ botol @ 500 ml - yang jika dinilai sekitar Rp 1. 400.000,-/ proses/ unit Instalasi IPKK/ hari. Sebagaimana diketahui, harga kompos Rp 1000,-/kg ditambah harga pupuk organik cair Rp 20.000,- hingga Rp 40.000,-/ botol @ 500 ml.

Pendapatan lain akan diperoleh ketika mengolah sampah lingkungan didalam kawasan perumahan berpendapatan tinggi ( real estate, apartemen, condominium). Usaha jasa pengelolaan sampah lingkungan ini akan memberi pendapatan tambahan berupa "retribusi" kebersihan ( typing fee) sekitar 200 rumah x Rp 25.000/ bulan = Rp 5.000.000,- . Uang kebersihan umum dikumpulkan oleh Rukun Warga (RW) maupun perusahaan pengembang (developer). Kapasitas 5 unit Rotary Klin 3 m3 dalam 1 IPKK akan mampu mengolah sampah setiap hari dari 150 sampai 200 rumah tangga.

Dari gambaran usaha kecil diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengomposan skala komersial komunal bisa menjadi pilihan usaha dan menguntungkan secara ekonomi serta, dilain pihak, pasti memberi manfaat kepada perbaikan lingkungan kota - yakni dengan berhentinya lalulintas dari mobilisasi sampah melintasi kota menuju TPA maupun bersihnya sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

Dengan makin dikenalnya pengomposan menggunakan teknologi media komposter Rotary Kiln Biophoskko menjadi suatu bisnis, kini menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di lingkungan pabrik (kantin), hotel, restoran, perumahan dan kawasan komersial lainnya.

Walaupun tidak untuk tujuan komersial, kini banyak juga perusahaan dan pabrik - dengan karyawan hingga ribuan orang- mengolah sampah kantin- penghasil limbah makanan ratusan kg hingga 1 ton/ hari. Perlu diketahui, setiap orang menghasilkan sampah/ kapita/hari = 2,9 liter. Dengan demikian, setiap 1000 orang karyawan pabrik, misalnya, akan menghasilkan 3000 liter (m3) atau setara berat 1 ton.

Beberapa Pemerintah Kota/ Kabupaten ( antara lain Kab Majalengka, Rembang, Pekalongan, Karawang, Bekasi, Manokwari, Ambon, Jakarta Utara, Donggala, Banda Aceh, Kota Cimahi, dll) serta instansi pemerintah (BKKBN, Depkumham bagi pengelolaan sampah Lapas di LP Sukamiskin, LP Cipinang, LP Jakarta, LP Surabaya, LP. Banceuy, dll ) telah memberi kepercayaan kepada Biophoskko membantu memecahkan masalah sampah yang selama ini sebagai unit pengambil biaya ( cost centre) menjadi unit kerja dengan biaya mandiri.

Demikian juga beberapa perusahaan besar dan Terbuka (Tbk) seperti PT Persero Gas Negara (PGN)- yang pertama kali memberikan dukungan pada pengembangan komposter di berbagai lokasi di Bandung, PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, PT Telkom Tbk, PT Panasonic Manufacturing Indonesia (PMI) Tbk Jakarta -Bogor dan KIIC, Pertamina UP Cilacap, Pertamina UP Bunyu Tarakan, PT. Gudang Garam (Tbk) Kediri, Auto 2000 Soengkono, PT. Bhineka Karya Manunggal - industri textil besar di Klari Karawang, dll- menggunakan alat mesin ini dalam kepentingan pengelolaan sampah di lingkungan sendiri maupun bagi pembinaan masyarakat sekitar (PKBL).

Beberapa perusahaan ( Bakrieland, pengembang perumahan PT Billpass Asri di beberapa lokasi Sunter Jaya, Pejagalan, Tugu Selatan ( Sunter Jakarta Utara) dan LSM ( CHR Aceh, dll ) juga mempercayakan pembuatan model pengelolaan sampah oleh masyarakat kepada teknologi Biophoskko dalam melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Paket teknologi Biophoskko juga digunakan oleh perusahan besar - seperti PT ASTRA Company melalui Auto 2000 Soengkono Surabaya- dalam mendukung perolehan sertifikat ISO 14.000 dengan program “Clean and Green Company” di berbagai service point-nya.

Disamping program pengelolaan sampah non profit oriented diatas, juga terdapat pendirian Instalasi IPKK sebagai suatu bisnis - sebagaimana telah dilakukan Pengusaha ( misal Mr Petrus di Kutai Barat, Kukje Sangyo di Papua, Herman Gunawan - Pontianak, Totok Maryadi- Jogja, Toto di Malang, Moch Taviv Palembang, perkebunan di Mandoge Kisaran Sumut, Sigit di Bogor, dll).

Permintaan pasar akan kompos kini makin besar sejalan dengan dimulainya program pengembangan organik granul (POG) oleh subsidi Pemerintah melalui BUMN Pertanian. Dimulai tahun 2008 ( 385 rb ton) hingga 3 juta ton ( tahun 2012).

Disamping memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor komposter Biophoskko juga telah dilakukan juga ke negara lain seperti Malaysia ( Seremban, Kajang dan Johor) serta Brunei Darussalam.

Informasi lebih lanjut dan detail, bisa dihubungi +6285285555567 atau email ke anuetatea@gmail.com

Negara Asal:Indonesia
Harga:Rp 197.000.000,- Per IPKK ( Loco Bandung)
Cara Pembayaran:Transfer Bank (T/T)
Jumlah:Paket Per 1 Unit Instalasi (Complete Knock Down)
Kemas & Pengiriman:Pallet Kayu

Dikubur 26 Tahun Jasad Masih Utuh Kain Kafan Sang Kiai Utuh & Harum Baunya

Jumat, 21/08/2009 15:36 WIB
Deden Gunawan - detikNews


Jakarta - Tiga bak berisi air dan potongan kayu ukuran 70 cm x 30 cm telah disiapkan anak-anak almarhum KH. Abdullah. Saat itu, Minggu 2 Agustus 2009, makam Kiai Abdullah akan dipindahkan lantaran di lokasi itu terkena proyek pelebaran Jalan Benda, Batu Ceper, Tangerang, yang mengarah ke Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

Air yang ada di dalam bak itu rencananya akan digunakan untuk mencuci tulang belulang sebelum dipindahkan ke lokasi pemakaman yang baru. Sementara potongan kayu sengon sebanyak 9 potong diperuntukkan sebagai dinding pembatas jenazah di dalam liang lahat.

"Saya sudah beberapa kali melihat proses pemindahan kuburan di Karet Bivak, Jakarta Pusat. Persiapannya memang seperti itu," kata Achmad Fathi, anak ketiga Kiai Abdullah.

Namun semua perlengkapan itu akhirnya tidak terpakai. Soalnya, ketika makam yang berusia 26 tahun digali, pemandangan aneh terjadi. Jasad Kiai Abdullah ternyata masih utuh. Begitu juga dengan kain kafan dan kayu penutup jenazah. Tidak ada tanda-tanda bekas gigitan rayap atau binatang tanah di kafan maupun di kayu kamper tersebut.

Sementara Mukhtar Ali, anak sulung Kiai Abdullah, yang mengangkat jenazah ayahnya dari liang lahat mengaku sempat kaget. Soalnya kondisi jenazah hampir sama seperti saat dikuburkan, 22 Oktober 1983 silam. "Kondisi jenazah persis sama seperti saat dikubur dulu. Hanya tubuhnya agak menyusut saja, dan rambutnya memutih" jelas Mukhtar.

Mukhtar dan keluarganya semakin kaget, jenazah juga beraroma harum yang menyerbak. Wanginya, kata Mukhtar, tidak seperti parfum-parfum yang ada di toko-toko minyak wangi. Teriakan takbir pun langsung terdengar dari orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut.

Yang juga dirasa aneh oleh keluarga, ribuan warga tiba-tiba berdatangan mengikuti prosesi pemindahan jenazah. Padahal keluarga tidak memberi pemberitahuan kepada warga maupun murid-murid Kiai Abdullah. Mereka tiba-tiba saja datang.

"Awalnya pemindahan jenazah itu hanya dilakukan keluarga. Paling hanya 20 orang. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba saat jenazah digali orang-orang sudah banyak berkumpul," ujar Mukhtar.

Saking banyaknya orang yang datang, imbuh Mukhtar, mobil dan motor pelayat yang terparkir di sisi jalan Benda, panjangnya mencapai 5 kilometer sehingga membuat kemacetan yang luar biasa di jalan tersebut.

Beberapa warga yang ditemui detikcom menuturkan, sebelum proses pemindahan jenazah, sebenarnya tanda-tanda keanehan sudah muncul terkait rencana pemindahan makam tersebut. Sebab saat alat berat ingin menghancurkan musala dan bangunan makam, tidak bisa berfungsi. Beberapa kali alat pengeruk dari mobil beko patah ujung kukunya.

Karena kejadian itu, pihak kontraktor pelebaran jalan menunda pembongkaran yang rencananya akan dilakukan pada Januari 2009 itu. Pembongkaran baru bisa dilanjutkan awal Agustus setelah ada kesepakatan dengan keluarga. Salah satunya soal cara pembongkaran musala dan makam itu, yakni dengan hanya menggunakan palu dan linggis. Bukan pakai alat berat.

Keluarga Kiai Abdullah sebenarnya menyayangkan kalau musala itu dibongkar. Sebab musala yang telah ada sejak puluhan tahun lalu itu sangat dibutuhkan warga setempat untuk beribadah.

Musala yang berdiri di atas tanah wakaf itu sejak dibangun Kiai Abdullah tahun 1950-an sudah mengalami beberapa pemugaran dan pelebaran. Hingga menjadi semakin luas dan bangunannya menjadi permanen.

Namun pada 2007, Pemkot Tangerang ternyata punya rencana melakukan pelebaran jalan Benda, Juru Mudi, Batu Ceper, yang berada di sepanjang Sungai Cianjane. Musala dan makam itu kebetulan berada di lokasi yang akan dijadikan akses jalan sehingga terpaksa harus digusur.

Tanah yang akan digusur dihargai Rp 500 ribu per meter. Harga itu belum termasuk bangunan yang akan dibongkar. Tapi keluarga Kiai Abdullah menolak pemberian uang pengganti. Pasalnya , tanah tempat musala dan makam itu merupakan tanah wakaf yang tidak boleh diperjualbelikan.

Pihak keluarga hanya meminta Pemkot membangun kembali musala di sekitar wilayah Juru Mudi, supaya warga setempat mudah kalau ingin beribadah. "Sepeser pun kami tidak menerima uang penggantian. Biaya pemindahan jenazah saja kami tanggung sendiri, sekalipun Pemkot sudah menawarkan" jelas Mukhtar, anak sulung Kiai Abdullah.

Kini jenazah Kiai Abdullah dimakamkan di depan pekarangan rumah Achmad Fathi, yang berjarak hanya 15 meter dari lokasi pemakaman sebelumnya. Di areal pemakaman baru itu terdapat tiga makam, yakni makam KH Abudullah bin Mukmin, makam istri keduanya Maswani, serta makam putra keduanya yang bernama M Syurur.

Rencananya, areal makam itu akan diperluas lantaran setiap hari banyak orang yang datang untuk berziarah, terutama setelah tersiar kabar jasad Kiai Abdullah masih utuh meski dikubur selama 26 tahun. Bahkan untuk memudahkan para peziarah, keluarga bermaksud membangun musala di samping areal makam.
(ddg/iy)

Dikubur 26 Tahun Jasad Masih Utuh Secara Teori Tidak Masuk Akal

Jumat, 21/08/2009 17:34 WIB
Deden Gunawan - detikNews


KH.Abdullah (paling kiri) saat menuntut ilmu di Mekkah

Jakarta - Lahan seluas lapangan bulutangkis itu kini hanya tinggal puing-puing. Dulu di lahan tersebut berdiri sebuah musala yang diberi nama An-Najat. Di musala itu KH. Abdullah memberikan pengajian kepada murid-muridnya, sejak tahun 1950-an.

Nama Kiai Abdullah kini ramai menjadi perbincangan di Tangerang karena jasadnya yang sudah dikubur selama 26 tahun ternyata masih utuh bahkan bau wangi. Kondisi jenazah persis sama seperti saat dikubur dulu. Hanya tubuhnya agak menyusut saja, dan rambutnya memutih.

Sepanjang hidupnya, Kiai Abdullah banyak menghabiskan waktunya untuk belajar dan mengajar agama. Menurut Achmad Fathi, putra Kiai Abdullah, sewaktu muda Kiai Abdullah sempat dibimbing Kiai Mursan, seorang ulama yang tinggal di kampung Blenduk, Batu Ceper, Tangerang, yang letaknya sekitar 2 kilometer dari kediamannya.

Setelah 5 tahun menuntut ilmu di Kiai Mursan, pria kelahiran 16 Desember 1919 itu kemudian diperintah KH Marsan untuk menambah ilmu di Darul Ulum, Mekkah, Arab Saudi. Di sana ia belajar selama kurang lebih 7 tahun.

Kiai Abdullah akhirnya pulang ke tanah air setelah gurunya, Syekh Yasin, asal Padang, Sumatera Barat, memintanya pulang ke Indonesia, untuk menularkan ilmunya kepada masyarakat, khususnya di wilayah Batu Ceper, Tangerang.

"Ayah saya diperintahkan pulang untuk mengajar oleh Syekh Yasin, saat perang dunia ke II (1939-1945)," jelas Achmad Fathi saat ditemui detikcom.

Sesuai perintah gurunya, Kiai Abdullah kemudian mulai memberikan pengajian di sekitar rumahnya. Sistem pengajaran yang dilakukan Kiai Abdullah bukan model pesantren melainkan berbentuk majelis.

Lokasi pengajian dilakukan di Musala An-Najat sejak beduk Magrib hingga jam sembilan malam. Usai pengajian, biasanya murid-murid bermalam di musala dan pulang selepas salat Subuh berjamaah.

Materi pengajian yang diajarkan Kiai Abdullah berupa ilmu Fiqih (hukum) maupun tafsir Al Quran. Adapun kitab-kitab yang diajarjakan, antara lain, Jurmiyah, Nahwu, Shorof, Fathul Qorib, Fathul Muin, maupun tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaludin As-Suyiti.

Saat mengajar, sang kiai dikenal sangat tegas. Namun meski dikenal galak dalam mengajar, murid-muridnya justru semakin hari semakin bertambah. Mereka umumnya datang dari daerah Batu Ceper dan wilayah Tanggerang.

Selain mengajarkan ilmu agama, Kiai Abdullah juga mengajarkan murid-muridnya cara bercocok tanam. Saat siang hari biasanya murid-muridnya bekerja di sawah maupun kebun pepaya milik Abdullah. "Murid-murid kalau siang hari ditugasi mengelola sawah dan kebun milik keluarga kami," jelas Achmad Fathi.

Kesolehan dan ilmu yang mumpuni yang dimiliki Kiai Abdullah lama-lama tersiar ke seantero Tangerang. Itu sebabnya, Pemda Tangerang pada tahun 1973 memintanya untuk menjadi Wakil Ketua Pengadilan Agama Tengerang.

Namun sekalipun telah bekerja di pemerintahan, sikap sederhana dan rendah hati tetap melekat dalam diri Kiai Abdullah. Setiap bekerja ia hanya menggunakan sepeda ontel. Jarak antara rumahnya ke Pengadilan Agama Tangerang berjarak sekitar 10 kilometer.

"Kata bapak hidup sederhana dan apa adanya merupakan perintah Nabi Muhammad SAW. Karena itu selama hidup bapak tidak mau hidup secara berlebih-lebihan," jelas Abdul Zibaki, anak Kiai Abdullah Lainnya.

Selama hidup Kiai Abdullah memiliki tiga orang istri, yakni Rohani, Maswani, dan Romlah. Ia pertama menikah dengan Rohani, yang merupakan putri gurunya, KH Mursan, sekitar tahun 1945. Dari pernikahannya dengan Rohani, dikarunia dua orang anak. Namun tidak lama setelah melahirkan anak kedua, Rohani meninggal dunia. Selang dua tahun kemudian Kiai Abdullah menikah lagi dengan Maswani, yang merupakan tetangga rumahnya. Dari Maswani, Kiai Abdullah dikaruniai 5 orang anak. Dan lagi-lagi istri keduanya ternyata pergi menghadap Sang Pencipta lebih dulu darinya. Maswani wafat tahun 1980.

Setelah kematian istri keduanya Kiai Abdullah sebenarnya tidak mau menikah lagi. Namun karena desakan anak-anaknya, ia akhirnya menikah dengan Romlah, warga tetangga Desa Juru Mudi. "Kami merasa kasian sama bapak karena tidak ada yang mengurusinya. Makanya kami mendesaknya untuk menikah lagi," tutur Mukhtar Ali, anak sulung Kiai Abdullah.

Namun dari pernikahannya dengan Romlah, Kiai Abdullah tidak dikaruniai anak hingga ia wafat pada 22 Oktober 1983. Kiai Abdullah meninggal dunia lantaran penyakit ginjal yang dideritanya. Sebelum meninggal ia sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Kiai Abdullah dimakamkan di belakang musala An-Najat berdasarkan wasiat yang disampaikannya kepada anaknya, Mukhtar sebelum meninggal. Sang kiai beralasan ingin dikubur di sana mengingat musala itu merupakan tempat perjuangannya pertama kali di dunia dakwah.

Musala tempatnya pertama kali mengajar seakan menjadi kenangan sendiri bagi Abdullah. Meskipun ia sebenarnya juga telah mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang diberi nama Islahuddiniyah, sejak tahun 1970-an. Lokasi madrasah itu persis berada di depan rumah Kiai Abdullah.

Soal utuhnya jasad Kiai Abdulah setelah dikubur selama 26 tahun dikatakan salah seorang Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Said Budairy sebagai karunia Allah. Menurutnya, jenazah itu dilindungi oleh Allah.

"Kejadian seperti itu sudah sering terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Dan biasanya yang jasadnya seperti itu adalah orang-orang yang hafidz Alquran dan alim," jelasnya.

Ditambahkannya, untuk melihat kealiman si jenazah bisa dilihat dari perjalanan hidup almarhum. "Dan kalau seperti yang saya dengar kiai itu sebagai orang yang ahli ilmu, itu sudah tidak salah lagi. Berarti kiai itu dilindungi Allah di dalam kuburnya," imbuhnya.

Sementara Agus Hendratno, anggota Ikatan Ahli Geologi Yogyakarta mengatakan, dari teori geologi, memang bisa saja jasad manusia yang dikubur akan tetap utuh. Penyebabnya mungkin saja di dalam tanah itu tidak terdapat hewan organik yang bisa mengubah jasad manusia, seperti kulit dan daging menjadi tanah.

Menurut Agus, dalam peristiwa utuhnya jenazah Kiai Abdullah mungkin saja bisa disebabkan di liang lahat tidak terdapat hewan organik.

"Sebenarnya peristiwa utuhnya jenazah masuk lebih kepada urusan spiritual. Tapi kalau mau dikait-kaitkan ke dalam teori geologi, bisa saja di liang lahat itu tidak terdapat hewan organik," urainya

Tapi, kata Agus, bila lokasi tanah yang berair dan lembab seperti di wilayah Batu Ceper, yang dikenal dahulunya merupakan daerah rawa-rawa, teori itu terbantahkan. Dengan kata lain Agus berpendapat jika peristiwa utuhnya jenazah Kiai Abdullah sangat unik dan di luar kebiasaan.
(ddg/iy)

Teroris Undercover, Bos Tak Ditindak Noordin Sulit Dibekuk

Rabu, 12/08/2009 16:42 WIB
Deden Gunawan - detikNews


jenazah Ibrohim
Video Terkait
gbPengumuman Identitas Teroris di RS Polri

Jakarta
- Noordin M Top masih bebas berkeliaran. Penyergapan demi penyergapan yang dilakukan Densus 88 terhadap gembong teroris itu selalu kandas. Teranyar, aksi penyergapan yang dilakukan di sebuah rumah di wilayah Temanggung, Jawa Tengah, yang disebut-sebut tempat persembunyian Noordin juga nihil.

Hasil forensik dan tes DNA polisi terhadap mayat yang tewas dalam sebuah penyergapan selama 17 jam di Temanggung, ternyata bukan Noordin, tapi Ibrohim, si floris Hotel Ritz-Carlton.

Sosok teroris asal Malaysia ini memang dikenal sangat lihai. Noordin dikenal sangat cerdik dan pandai dalam mengelabui petugas yang mengejarnya. Sekalipun jaringan yang dia miliki sudah mulai dipangkas.

Dalam buku "Terorisme Undercover" yang ditulis pengamat intelijen Wawan Purwanto disebutkan, pasca bom kuningan, tahun 2003, kekuatan Noordin semakin melemah. Ia mulai kekurangan pasukan tempur. Sekalipun pasokan dana dan senjata terus mengalir.

Kondisi itu membuat Noordin mulai berpaling ke kelompok di luar Jamaah Islamiyah (JI). Mereka adalah sempalan Darul Islam dan Yayasan Kompak, yang pada 1999 sempat menggerakkan massa Islam dalam kerusuhan Ambon.

Namun Darul Islam dan Kompak, ternyata tidak sepakat dengan keinginan Noordin. Toh sekalipun kedua pentolan kelompok itu menolak, sejumlah anggota kelompok tersebut banyak yang tertarik dengan ajakan Noordin. Mereka kemudian menjadi pengikut Noordin. Apalagi dua pimpinan Darul Islam dan Kompak, telah ditangkap Densus 88, pertengahan 2005.

Dengan dukungan sempalan kelompok Darul Islam dan Kompak, Noordin memulai kembali aksinya. Pada 1 Oktober 2005, anak buah Noordin melakukan bom bunuh diri di Kuta dan Jimbaran, Bali. Yang jadi sasaran Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan restoran R.AJA’s. Aksi teror yang ditebar Noordin setidaknya menewaskan 23 orang dan 196 lainnya luka-luka.

Teror bom Bali II menandakan kekuatan jaringan yang dibangun Noordin kembali pulih. Ia juga melakukan reorganisasi terhadap sel-sel jaringannya, sehingga lebih terorganisir dan didesain untuk melakukan operasi militer.

Tapi lagi-lagi kekuatan Noordin tidak berlangsung lama. Setahun kemudian jaringan yang baru dibangun Noordin terendus Densus 88. Dua orang pengikutnya, yang bertugas sebagai kurir dan perekrutan anggota baru tewas ditembak Densus 88 di Dusun Binangun, Wringinanom, Kertek Wonosobo, 29 April 2009.

Berikutnya, jaringannya di Plumpang, Jakarta Utara, Palembang, dan Cilacap juga diobrak-abrik. Itu sebabnya sepanjang tahun 2006 hingga awal 2009, Noordin lebih fokus merekrut anggota-anggota baru. Di samping mempersiapkan rencana teror berikutnya.

"Reorganisasi yang dilakukan Noordin cukup merepotkan petugas. Sehingga ia sulit ditangkap sekalipun jejak-jejak Noordin terus ditelusuri," ujar Wawan.

Kemampuan Noordin dalam mempengaruhi orang diakui bekas koleganya, Nasir Abbas. Menurutnya di buku "Terorisme Undercover", Noordin merupakan seorang motivator ulung. Sehingga orang-orang yang direkrutnya rela melakukan bunuh diri.

Kehebatan Noordin dalam memotivasi itu pula yang membuatnya selalu lolos dalam aksi penyergapan Densus 88. Mereka selalu dikelilingi orang-orang yang siap mati untuk melindunginya. Hal ini terbukti dalam penyergapan yang dilakukan Densus 88 di Temanggung. Orang yang sebelumnya disangka Noordin ternyata Ibrohim.

Selain punya pengikut yang loyal, Noordin juga punya pelindung yang diduga sangat kuat dan tidak tersentuh. "Dia punya user yang tidak tersentuh. Kalau mau menghentikan aksi teror Noordin harus ditindak dulu usernya," tulis Wawan.

Namun siapa user yang adalah bos Noordin tentu saja masih gelap. Beberapa analisis intelijen Indonesia memperkirakan user Noordin berasal dari intelijen luar negeri, misalnya Amerika Serikat (AS).
(ddg/iy)

Teroris Undercover Noordin & Azahari Hanya Orang Bayaran

Rabu, 12/08/2009 14:51 WIB
Deden Gunawan - detikNews


Jakarta - Selama ini Noordin M Top disebut-sebut sebagai gembong teroris di Indonesia. Namun ada fakta yang memberi bukti, Noordin dan Dr Azahari hanyalah pelaku lapangan yang dibayar. Siapa bos di belakang mereka?

Pengamat intelijen Wawan Purwanto membuat kesaksian yang mengejutkan dalam bukunya yang berjudul "Terorisme Undercover". Dalam buku setebal 404 halaman yang dilaunching 8 Agustus 2009 itu, Wawan membeberkan Noordin dan Dr Azahari hanya orang suruhan.

"Seminggu setelah peristiwa bom di Kedubes Australia, 9 September 2004, Noordin M Top dan Dr Azahari terlihat memasuki sebuah Kedubes di Jakarta. Keduanya lantas diberi uang ribuan dollar AS dari pihak Kedubes tersebut," tulis Wawan dalam bukunya.

Informasi tersebut didapatkan Wawan dari salah satu pendamping Noordin dan Azahari yang saat itu ikut ke Kedubes tersebut. Namun, saat dikonfirmasi kedubes mana yang dimasuki Noordin dan Azahari, Wawan tidak mau membocorkannya.

Hanya Wawan menegaskan, hal tersebut membuktikan adanya keterlibatan asing dalam terorisme di Indonesia. Menurut Wawan, kelompok teroris di Indonesia telah berafiliasi dengan beberapa kelompok teroris yang ada di sejumlah negara, terutama di wilayah Timur Tengah.

"Teror yang terjadi di Indonesia merupakan bagian dari teror global. Mereka bisa terus beraksi karena ada pasokan teknologi maupun dana dari luar negeri," tegas pendiri Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LKPN) tersebut.

Tindakan Azahari dan Noordin memperoleh uang juga membuktikan aksi yang dilakukan kedua gembong teroris sebenarnya ada pemesannya alias ada usernya. Siapa dia? Sampai saat ini hal itu masih menjadi misteri.

Dr Azahari telah tewas saat disergap petugas di Batu Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Sementara Noordin yang sempat diduga tewas di Temanggung, Jawa Tengah, masih buron.

Wawan mengingatkan meskipun polisi berhasil menggulung kelompok teroris yang membom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, teror bom belum akan berakhir. Teror itu tidak akan pernah berakhir jika pemerintah tidak berhasil mengungkap siapa user para teroris ini dan tidak membabat akar terorisme.

Wawan mengurai, jejak terorisme sulit dilepaskan dari keberadaan kelompok ideologis di Indonesia. Kelompok ideologis seperti Darul Islam (DI) telah ada sejak kemerdekaan RI diproklamirkan. "Saat itu mereka berulang kali merongrong keamanan negara dengan tujuan supaya negara Islam terbentuk dan syariat Islam dijalankan di NKRI," jelas Wawan.

Gerakan idelologis ini dapat dipatahkan saat pemerintahan Soekarno maupun Soeharto. Semasa Soeharto, organisasi DI maupun pecahannya terus dipantau ketat gerakannya. Sejumlah tokoh yang terlibat terus diawasi. Pembatasan ruang gerak ini membuat anggota-anggota DI dan jaringannya tidak berdaya. Mereka kemudian memilih hijrah ke negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, Afganistan, serta Pakistan.

Kelompok Islam radikal asal Indonesia itu kemudian mendapat pelatihan-pelatihan militer di Filipina, Afganistan maupun Pakistan. Selain berlatih ala militer mereka juga banyak yang terlibat peperangan di Afganistan maupun di Mindanao.

Nah, ketika reformasi terjadi di Indonesia, banyak dari kelompok radikal asal Indonesia yang pulang ke tanah air. Para mantan pejuang Mujahidin ini kemudian berkumpul kembali dan membentuk sebuah organisasi yang mereka beri nama Jamaah Islamiah (JI).

Tokoh-tokoh penting organisasi tersebut antara lain, Hambali, Umar Al Faruq, Azahari, Noordin M Top, Encep Nurjaman, Ali Imron, Imam Samudra, dan Muchlas.

Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang didapat di Afganistan dan Minadanao, mereka kemudian berusaha memaksakan ideologi mereka di Indonesia. Masing-masing anggota yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia maupun Malaysia, kemudian membentuk jaringan dengan merekrut anggota-anggota baru.

Pola-pola gerakan mereka pasca pulang dari Afganistan dan Mindanao sudah berubah dibanding gerakan DI/TII. Mereka tidak bergerak secara terang-terangan, misalnya dengan melakukan pertempuran secara terbuka dengan aparat.

"Gerakan mereka sejak tahun 2000 beralih ke aksi bawah tanah dan teror bom. Pola seperti ini mereka dapat saat mereka berada di Timur Tengah," ujar wawan.

Ditambahkan Wawan, aksi-aksi teror itu selain untuk menunjukan eksistensi mereka, juga untuk menggalang para pengikut dari kalangan umat Islam yang berpikiran radikal dan kalangan awam. Itu sebabnya mereka menjadikan orang di luar Islam maupun kepentingan-kepentingan barat sebagai sasaran.

Namun, menurut pengamatan Wawan, aksi yang dilakukan para teroris saat ini sudah bergeser sasarannya. Mereka tidak hanya membidik orang asing atau kepentingan negara barat di Indonesia. Sekarang mereka sudah mengincar properti milik pemerintah, termasuk presiden RI.

"Informasi itu saya dapat sejak 3 tahun lalu. Jadi pernyataan Polri yang menyebutkan rumah SBY akan jadi sasaran itu bisa jadi benar. Karena para teroris menganggap pemerintah sudah menjadi antek AS,"pungkas Wawan. (ddg/iy)

Kamis, Agustus 20, 2009

DKM Masjid Jami Ar-Rohmah

DEWAN KEMAKMURAN MASJID ARROHMAH

Periode 2009-2014



Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Arrohmah periode tahun 2009 – 2014 dipilih melalui Hasil Rapat Pemungutan Suara para tokoh masyarakat dan jamaah Masjid Arrohmah pada Hari Sabtu tanggal 14 Januari 2009 bertempat di TPA Arrohmah Kp. Bitung RT. 02/05 Desa Kadujaya Kecamatan Curug Kabupaten TangerangBanten.

Adapun para calon atau kandidat ketua DKM Arrohmah sebelumnya telah dipilih melalui pertimbangan dan tahapan-tahapan agar pada saat mengemban tugas dapat melaksanakannya dengan baik, adapun para calon atau kandidat ketua diantaranya adalah :

1. Bpk. Ust. Zaenal Abidin (Ketua DKM periode 2004-2009)

2. Bpk. H. A. Anshori (Ketua DKM terpilih periode 2009-2014)

3. Bpk. H. Ujang Romli (Tokoh Masyarakat)

4. Bpk. H. Irdjat (Mantan Kep. Sek. MIN Kadujaya)

Pada hari Jum’at tanggal 20 Januari 2009 bertempat di Masjid Arrohmah atau tepatnya satu minggu setelah diadakan pemilihan ketua DKM periode 2009-2014, untuk membantu tugas atau amanah maka sebagai Ketua DKM terpilih beliau (H. A. Anshori) membentuk serta mengukuhkan kepengurusan Dewan Kemakmuran Masjid Ar-Rohmah yang dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari pengurus lama. Perlu diketahui pula bahwa orang-orang yang terpilih sebagai pengurus di DKM Arrohmah periode 2009-2014 menurut informasi yang didapat oleh penulis sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari para Tokoh Masyarakat Kp. Bitung yang berharap agar penunjukkan pengurus ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki atau dalam bahasa intelek sering kita dengar istilah “The Wright Man in the Wright Place”.

Akhirnya setelah melalui proses dan perjalanan yang cukup melelahkan prosesi pergantian kepengurusan DKM ini akhirnya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan, namun mengakhiri penulis ingin sedikit menambahkan bahwa dalam menjalankan tugas mulia tidak ada jalan tanpa kerikil (walau kecil akan sangat mengganggu) hal ini dapat kita simak dan dapat kita ambil sebagai pelajaran, sebagai contoh terbukti dengan terbongkarnya permasalahan mengenai keuangan/kas masjid, terbengkalainya aset-aset masjid baik berupa bangunan maupun tanah masjid, hal ini membuktikan bahwa masih lemahnya sistem manajemen serta pengawasan pengurus DKM dan merupakan tugas berat bagi pengurus baru juga bagi kita semua sebagai jamaah masjid arrohmah untuk ikut membantu membenahi hal tersebut.

Serta tak luput pula pengamatan penulis mengenai mekanisme penunjukkan pengurus yang mencerminkan ke-kakuan dari seorang pemimpin, namun alangkah lebih baiknya apabila (walaupun ketua baru telah mendapat restu dari tokoh masyarakat) seorang ketua untuk melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada yang bersangkutan mengenai kesediaannya menjadi pengurus atau sekedar menginformasikan kepada yang bersangkutan bahwa dirinya telah dicalonkan dan diminta kesediaannya untuk menjadi pengurus, karena penulis sendiri yakin bahwa dari setiap pengurus yang ditunjuk akan siap untuk menjalankan tugasnya. Kita berharap semoga ke-kakuan dari ketua DKM kita yang baru ini hanyalah merupakanDemam Panggungbagi seorang ketua dan mudah-mudahan bukan merupakan aroganisme seorang pemimpin. Penulis berharap dengan kejadian ini kita semua dapat memakluminya dan mengambil hikmahnya semoga dalam masa kepengurusan DKM yang baru dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Mungkin hanya ini yang dapat penulis kemukakan, mudah-mudahan tulisan ini dapat memberikan sedikit angin segar untuk kemajuan dan kemaslahatan kita bersama, tak lupa pula penulis mohon maaf apabila semua yang tertuang dalam tulisan ini ternyata diluar kenyataan dan tidak benar adanya serta tidak sesuai fakta itu adalah merupakan kekhilafan dan kebodohan dari penulis sendiri, harapan penulis tidak lain hanyalah kemajuan serta kemaslahatan umat seperti apa yang kita cita-citakan bersama, amiin.

Wassalam

anuetatea@gmail.com



STRUKTUR ORGANISASI

DEWAN KEMAKMURAN MASJID AR-ROHMAH

Bitung Desa Kadujaya Kecamatan Curug

TangerangBanten

Tahun 2009 – 2014